Sejarah Terbentuknya Al-Quran Menjadi Mushaf

Sejarah Terbentuknya Al-Qur'an Menjadi Mushaf

Assalamua'alaikum pembaca situs glorif.com - Sebelum kita membahas sejarah terbentuknya Al-Qur'an menjadi Mushaf, ada lebih baiknya admin menjelaskan dahulu disini pengertian Al-Quran dan Mushaf secara bahasa.

Para ulama memiliki berbagai macam versi dalam mendefenisikan Al-Quran. Berbagai macam versi tersebut tentu tidak terlalu jauh berbeda. Salah satu versi pendefenisian makna Al-Quran yang paling komprehensif dan paling disepakati oleh ulama dan pakar ushul ialah defenisi yang termuat dalam kitab al-Tibyaan karya al-Shabuni. Inilah defenisi Al-Quran dan Mushaf yang termuat dalam kitab al-Tibyaan karya al-Shabuni :

Pengertian Al-Quran :


Kalam Allah SWT yang diturunkan bagi Nabi Muhammad SAW (penutup para Nabi) melalui Jibril AS. Tertulis dalam Mushaf-Mushaf dan sampai pada kita melalui jalur mutawatir. Membacanya dinilai ibadah dan urutannya dimulai dari Surah Al-Fatihah hingga Surah An-Nas.

Pengertian Mushaf :


Suatu lembaran-lembaran terjilid yang menghimpun ayat-ayat suci Al-Quran secara urut dan utuh.

Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwasanya makna secara bahasa kata Al-Quran bukan berbentuk material otomatis tidak dapat disentuh. Sedangkan Mushaf berbentuk material bisa disentuh. Secara dasar Mushaf bisa juga diartikan lembaran-lembaran bertuliskan ayat-ayat Al-Quran yang sudah dibukukan secara sistematik dan teratur dari surat Al-Fatihah ke surat An-Nas.

Dalam hukum Fiqih, orang yang berhadas kecil dilarang memegang Mushaf namun dibolehkan melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran. Sedangkan bagi orang yang berhadas besar dilarang melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran apalagi memegang Mushaf.

Baca juga : Obat Islami Untuk Segala Macam Penyakit

Jika sudah mengetahui perbedaan antara Al-Quran dan Mushaf, baru kita masuk ke topik pembahasan tentang sejarah terbentuknya Al-Quran menjadi Mushaf.

Sejarah Terbentuknya Al-Quran Menjadi Mushaf


Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur an) pada malam kemuliaan.Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadar: 1-5)

Allah SWT menurunkan Al-Quran seluruhnya dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar. Setelah itu, Al-Quran baru diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dalam waktu kurang lebih selama 20-23 tahun (ada perbedaan pendapat diantara para ulama).

Rasulullah SAW memiliki sahabat-sahabat terkemuka yang tugasnya menuliskan ayat-ayat suci Al-Quran setiap kali Nabi mendapatkan wahyu. Selain itu ada juga sahabat-sahabat yang menuliskan ayat-ayat Al-Quran atas kemauan mereka sendiri.

Tahun ke 11 Hijriah pada perang Yamamah, 70 orang Qurra (orang yang menghafal Al-Quran secara keseluruhan) mati syahid. Salah satu Qurra yang terkemuka yaitu Salim RA. Sayyidina Umar bin Khattab RA berkata kepada Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq, "Pada peperangan lain juga banyak Qurra yang wafat, dan saya takut sebagian besar Al-Quran pergi bersama mereka, dan saya merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk Anda mengumpulkan Al-Quran."

Para sahabat menuliskan ayat suci Al-Quran di pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Para sahabat senantiasa menyetorkan Al-Qur'an kepada Rasulullah SAW baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan.

Atas perintah Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA, Zaid bin Tsabit RA mengumpulkan keseluruhan Al-Quran dari penghafal-penghafal Al-Quran dan ayat-ayat yang sudah ditulis. Sangking berhati-hatinya Zaid bin Tsabit RA tidak menerima satu ayat pun selama tidak ada saksi yang mendengarkan langsung dari Rasulullah SAW, padahal Zaid bin Tsabit RA sendiri telah hafal seluruh Al-Quran pada masa itu. Dengan demikian terbentuklah Al-Quran menjadi Mushaf. (Ta'lif-i Qur'an, Jawdat Pasha)

Setelah Rasulullah SAW wafat  dengan perintah dari Abu Bakar As-Shiddiq RA Al-Quran dikumpulkan menjadi sebuah Mushaf. Setelah itu, dengan perintah Ustman bin 'Affan RA Mushaf Al-Quran diperbanyak.

Mengapa Mushaf Dimulai dari Surat Al-Fatihah ?


Dari paragraf diatas dapat menjawab pertanyaan sebagian orang : "Mengapa Mushaf yang kita pegang sekarang  dimulai dari surat Al-Fatihah, bukannya surat yang pertama kali diturunkan ke pada Nabi Muhammad SAW, yaitu  ayat surat Al - 'Alaq ?"

Mushaf yang ada pata kita sekarang susunannya sama seperti susunan Al-Quran yang pertama diturunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia.

Hikmah Al-Quran Diturunkan Tidak Sekaligus Kepada Rasulullah SAW


Setiap kejadian didunia ini mesti ada hikmah didalamnya, baik itu hikmah tersembunyi maupun hikmah yang bisa kita ketahui. Diantara hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW adalah :

  • Agar mudah dihafal.
  • Agar mudah dipelajari secara mendalam.
  • Agar mempunyai kesan tersendiri, karena setiap kali Al-Quran turun menjadi refleksi atas setiap kejadian dimasa itu.
  • Sebagai hukum atas setiap permasalahan.

Tidak ada komentar untuk "Sejarah Terbentuknya Al-Quran Menjadi Mushaf"